Pages

Monday, January 22, 2018

A pretty face doesn't mean a pretty heart


(source: quotefancy.com)

Klasik.
Aku sering dengar kata-kata itu.
Yep that sentence is right, but I have a long thought on that.

Kalimat itu seringkali diucapkan oleh sebagian besar orang di dunia. Hmm, menurutku sebagian itu hanya 1/3 orang di dunia. Jadi sebagian orang itu (sebutlah kubu A) biasanya bilang begitu pada orang yang kurang cantik, sekedar untuk menyenangkan hatinya. Dulu aku suka-suka aja denger itu, tapi semakin lama semakin sering mendengarnya aku jadi berpikiran lain. Oh, jadi aku gapapa gak cantik asal hatinya cantik? Jadi orang yang cantik itu hatinya gak cantik? Jadi aku sama sekali gak boleh cantik? Jadi bolehnya mempercantik hati gaboleh mempercantik wajah? Dan banyak lagi. Berhati-hati lah mengatakan kalimat ini pada anak-anak yang kritis, untung aku dulu pasif, ahaha.

Lalu ada lagi 1/3 orang lainnya (kubu B) yang tidak mengatakan kalimat tersebut dan terang-terangan bersikap diskrimintatif, yaitu hanya baik pada orang cantik. Mungkin tanpa kalian sadari kalian termasuk di dalam kubu B. Banyak orang tidak sadar akan perilaku diskriminasinya terhadap orang yang cantik dan kurang cantik. Aku punya beberapa contoh kecil dalam kehidupan sehari-hari

Contoh 1
Ada 2 orang cewek naik angkutan umum, yang satu cantik dan yang satu kurang cantik. 
Pertama, si cewek cantik turun, 
Cewek 1: "Kiri, Bang!"
Supir : "Siap Neng~ Di jembatan ya?"
Cewek 1: "Iya, Bang"
Supir : "Ati-ati kepalanya pas turun, Neng"
Cewek 1: (ngasih uang gede)
Supir : "Gaada uang kecil Neng?"
Cewek 2: "Gak ada, Bang"
Supir : "Waduh bentar ya kembaliannya" (nyiapin kembaliannya lama dan bikin macet)
Cewek 1: "Makasih"
Supir : "Sama-sama, Neng~"
Kedua, si cewek kurang cantik turun,
Cewek 2: "Kiri, Bang!"
Supir : ...
Cewek 2: "Kiri, Bang!" (lebih keras karena dikira gak denger)
Supir : "Iya, Neng! Iya! Denger kok"
Cewek 2: "Maaf, Bang, kirain gak denger"
Supir : "Cepetan turunnya Neng! Ada polisi! Uang pas ya!"
Cewek 2: "Ini Bang, Makasih" (turun cepet-cepet, ngasih uang pas)
Supir : wuuussh (langsung cuss gitu aja, padahal ternyata gaada polisi)

Contoh 2
Ada sekumpulan cowok lagi ngobrol, terus dateng 2 temennya, satu cantik dan satu kurang cantik.
Ketika yang cantik menyapa,
Cewek 1: "Hai semua!"
Cowok 1: "Lah ngapain kamu gabung? Hahaha" 
Cowok 2: "Males ih ada kamu. Hahaha"
Cowok 3: "Kenapa bukan cewek cantik sih yg nyamperin kita. Hahaha"
Cowok 4, 5, dst semuanya bercanda seakan tidak senang padahal senang.
Ketika yang kurang cantik menyapa,
Cewek 2: "Hai semua!"
Cowok 1: "Oh Hai!"
Cowok 2: "Halo (panggil nama)!"
Cowok 3, 4, dst semuanya menjawab ramah tapi tidak ada candaan sama sekali padahal barusan bercanda dengan cewek 1 di depan cewek 2.
Ketika mereka mau pulang, (sebut aja cewek 1= X dan cewek 2=Z"
Cewek 1 dan 2: "Eh udah malem nih, kita pulang dulu ya"
Cowok 1: "Lho gak baik cewek malem pulang sendirian, aku anter X ya"
Cewek 1: "Terus Z gimana?"
Cowok 2: "Kamu anter Z aja, aku anter X"
Cowok 3: "X aku aja yg anter, kosan aku searah"
Cowok 1, 2, 3 dst seakan rebutan anter cewek cantik dan lempar-lemparan seakan gamau anter cewek kurang cantik. Padahal kos cewek cantik dan cewek kurang cantik itu berdekatan.

Lalu, karena tidak suka mendapat perlakuan diskriminasi, orang yang kurang cantik itu berusaha untuk menjadi cantik. Melakukan perawatan wajah sewajarnya, belajar make up sedikit, dan lebih memperhatikan penampilan. Akhirnya orang itu menjadi sedikit cantik berkat usahanya. Kubu B pun berhenti melakukan diskriminasi dan baik padanya. Tetapi kubu A malah jadi tidak suka dan merasa orang itu hanya mencari perhatian dari kubu B. Kubu A menganggap orang itu tidak bersyukur atas wajahnya sendiri sehingga perlu melakukan perawatan dan menutupinya dengan make up. Kubu A tidak akan pernah mengerti bagaimana perasaan orang itu sebenarnya, karena selama ini kubu A hanya mengenal orang-orang yang dari lahir sudah cantik dan sampai tuanya cantik alami. Tidak semua orang terlahir dengan berkat seperti itu, dan orang yang terlahir dengan berkat itu tidak semuanya dapat menjaganya. 

Mungkin bagi kalian ini terkesan alay, lebay, dan baper. Tapi ini lah yang terjadi di sekitar kita tanpa kita sadari. Kita sering mendengar atau melihat, orang-orang berusaha menyenangkan hati orang lain dengan berkata "Cowok gak lihat dari fisik kok, kan cantik itu dari hati". Kemudian kita lihat orang yang mengatakan itu punya pacar cantik dan semua mantannya cantik-cantik. Kita juga sering mendengar atau melihat, orang-orang menyenangkan orang lain(atau dirinya sendiri) dengan berkata "gapapa gak bisa make up, gak perawatan, kan orang lebih suka yang natural". Kemudian kita lihat orang yang mengatakan itu memang sudah cantik dari lahir dan wajahnya bukan tipe yang mudah jerawatan, jadi tidak butuh perawatan.

Jadi di mana yang orang bilang "cantik hatinya"? Iya, maksud kalimat itu baik. Biar orang lebih mementingkan kecantikan hati dari pada wajah. Tapi cara kebanyakan orang mencernanya itu salah. Ada orang yang salah mencernanya dengan tidak mempedulikan penampilannya karena menganggap hati lebih penting, sehingga ia tidak merawat dirinya dan penampilannya tidak rapi. Padahal secantik-cantiknya hati adalah kesan pertama yang kita berikan pada orang lain. Yang menilai cantik tidaknya hati kita itu orang lain kan? Menurutku kita berpenampilan rapi itu juga sebagai bentuk bahwa kita menghargai orang yang akan kita temui, bukan berarti sebagai bentuk kita yang ingin dihargai. Paham gak? Jangan dibalik lho ya, hehe :)


Aku nulis ini random banget, cuma karena lagi bosen di rumah. Terus mau upload foto di instagram, eh tiba-tiba gak pede. Gak pede sama fotonya, gak pede sama diri sendiri, dan terutama gak pede sama pikiran orang yang bakal lihat fotoku mengganggu di timeline nya. Aku sering kayak gitu. Sebenernya pemikiran ini udah lama ada di kepalaku, tapi gak kepikiran menuangkannya dalam tulisan. Kalau boleh jujur, aku pernah mengalaminya. Kurang lebih semua yang kutulis. Aku pernah mengalaminya dan melihat orang lain mengalaminya. Semuanya terlihat begitu alami dan tidak ada yang memperhatikan(atau tidak peduli). Oh ya ada 1/3 orang lagi yang belum disebut. Sebagian lagi itu kubu C, yang dari awal sampai akhir tidak menunjukkan suka atau tidak suka, karena tidak peduli, tetapi tetap memperhatikan agar bisa berbaur jika sewaktu-waktu bertemu kubu A atau B.

***


Pikiran panjang ini bermula dari sebuah pikiran pendek yaitu, "Dandan dibilang sok cantik, gak natural, gak bersyukur. Eh gak dandan dibilang jelek, gak bisa ngerawat wajah". 


***

No offense yaa (tidak bermaksud menyinggung siapa pun). Mungkin ini pendapat randomku aja, kalau ada yg gak setuju boleh banget unggapin pendapatnya sendiri, tapi gausah sampai berantem ya hehe.



Saturday, June 4, 2016

Hai kamu! Angin yang datang dan pergi

Hai, apa kabar?
Masih mencari hal yang sama?
Apa itu namanya, aku lupa. Oh iya, kekasih.
Sudah dapat atau masih mencari?
Susah sih ya, kekasih yang kamu cari sepertinya gak ada di sekitarmu.

Padahal di sekitarmu ada banyak wanita.
Wanita seperti apa yang kamu cari?
Cantik sudah pasti jadi prioritas utama yang kamu cari.
Baik itu relatif, yang kamu anggap baik belum tentu benar baik. Begitu pun sebaliknya.
Pintar? Oh kamu lebih suka yang tidak pintar, agar bisa dibodoh-bodohi, dan lebih gemesin kan.
Seleramu sulit dimengerti ya. 
Kadang kamu bersama yang seperti ini, lalu tak lama dengan yang seperti itu. Beda-beda.
Ya, semua teman. Kamu memperlakukan semua temanmu seperti "bakal kekasih". Ups

Bukan, bukan apa. Aku sudah sering mengingatkan, 
jangan terburu-buru. Apa yang diburu-buru hasilnya tidak baik.
Bukan, bukan apa. Aku tidak minta kamu untuk kembali ke aku,
jangan kembali, karena kamu memang tidak pernah ada niatan untuk menetap.
Bukan, bukan apa. Aku sudah tidak peduli kamu mau apa dan mau bagaimana,
jangan berpikir aku peduli, aku hanya tidak bisa tidak menaruh perhatian padamu.
Bukan, bukan apa. Aku sudah tidak mengharap apa pun padamu,
jangan berpikir aku masih berharap, sehingga kamu memanfaatkan harapanku.
Bukan, bukan apa. Aku tidak benci kamu, aku hanya kecewa,
jangan buat aku kecewa karena kamu tahu aku tidak pernah bisa benci kamu.

Sudahlah, berhenti mencari yang terlalu sempurna.
Tidak ada yang sempurna.
Semakin kamu mencari yang sempurna, semakin pergi yang baik yang ada di sekitarmu.
Oh bukan, bukan aku. Aku tidak usah dihitung.
Aku kan bukan wanita baik katamu.
Tapi kamu pria baik iya.
Begitu baiknya, sampai aku bisa pernah jatuh hati.
Pernah. Iya aku tidak malu untuk mengaku.
Biar orang menilai aku. Biar orang menilai kamu.
Biar mereka mengarang cerita.
Karena yang tahu cerita sebenarnya hanya aku, kamu dan Allah.

Sungguh, kamu seperti angin.
Suka datang dan pergi kapan pun
Aku cuma jendela, yang selalu terbuka
Membiarkanmu lewat mencari tempat tujuan

Tahu kah kamu? Kenapa jendela selalu dibiarkan terbuka? Karena dia tidak tega membiarkan angin sendirian di luar, lebih baik dia masuk rumah walau pada akhirnya tidak menemani jendela.

Tahu kah kamu, jendela selalu mencintai angin diam-diam.

Sampai jumpa kamu, salam dari aku, si Jendela :)


Monday, January 5, 2015

Salah Satu Mimpi Absurbku

Setelah berpikir keras dan bertapa dengan berdiam diri sambil sedikit berkomat-kamit nggak jelas, akhirnya aku ingat tadi pagi mimpi apaaa! Yeaay yuhuuuw~ mimpi absurb yang sebenarnya aib, tapi berhubung menurutku ini lucu dan aku sedang ingin blogging lagi, maka akan kuceritakan di sini.

Ceritanya di mimpi itu aku tinggal di sebuah rumah, mungkin kostan. Pada kenyataannya aku memang sekarang tinggal di kostan, ya kostannya Yangti. Tapi ini bukan kostan Yangti, kost di mimpiku ini besaaar sekali! Entah ada berapa lantai, mungkin tiga atau empat lantai, karena tangganya banyaaak. Belum lagi kamarnya luas-luas dan ada banyak kamar di tiap lantainya.

Nah ceritanya kamarku itu ada di lantai dua atau tiga. Kamarku sendiri lucu, seperti ada ruang tamu kecilnya dulu baru ada pintu lagi untuk ke kamar tidur. Di dekat kamarku ada kamar mandi yang sepertinya di mimpi itu adalah kamar mandi khusus untukku. 

Di lantai itu juga ada kamar yang lebih besar dari kamarku, tapi nggak ada ruang tamunya. Coba tebak penghuni kamar itu siapa? SISI! Ya! Sisi atau Prily yang di Ganteng Ganteng Srigala itu looh! Kenapa di mimpiku ada Sisi sih? Padahal aku gak pernah nonton GGS *eh jarang deh. Di situ ceritanya mungkin kita akrab banget ya, sampai sering tukeran kamar kost(bukannya sleeping over, ini mah beneran tukeran kamar kostnya tapi tidur sendiri-sendiri, aneh ya).

Terus tiba-tiba, nggak ada angin nggak ada hujan, eh si Sisi ini menikah! Ya menikah! Acara nikahannya itu di depan kostan dan mempelai prianya bukan Digo si Aliando itu. Kalau kuceritakan siapa mempelai prianya pasti fans DISI pada marah. Maaf ya sebelumnya, mempelai prianya itu Danang The Comment! Oemji... Ini aku memang seneng sama Mas Danang, eh tapi kok sekalinya dimimpiin, malah mimpi dia udah nikah. Tapi pas nikahannya itu kayak ada orang yang gak seneng gitu sama Mas Danang.

Nah! Setelah itu, gatau gimana ceritanya, aku sama Sisi tukeran kamar kost lagi ih. Bayangkan pemirsaah, tukeran kamar kost sama Sisi yang ceritanya baru menikah! Ohmaygaat, kamarku bakal jadi kamar pengantin dong? Di situ ceritanya aku galau maksimal, dan berpikir mati-matian supaya nggak tukeran kamar sama Sisi. Eh terus dia nangis gitu di kamarku dan tiba-tiba pindah ke kamarnya sendiri. Setelah itu kita ngobrol sebentar terus udah deh nggak jadi tukeran kamar.

Aku udah balik ke kamarku, tiba-tiba ada yang ngetuk pintu. Ternyata itu Mbak Ella(sepupuku) dan temennya, cewek. Mbak Ella ceritanya bawa temennya yang jualan produk kecantikan gituu. Pada kenyataannya aku memang janjian mau dikenalin sama temen Mbak Ella yang jualan, tapi jualan sepatu bukan produk kecantikan. Yaudah deh kita duduk di ruang tamu kamarku itu, terus temennya itu mulai tanya-tanya, tapi jutek, bukan sikap sales banget ih. Bete lah aku, aku juga nggak tertarik sama produk dia, terus aku cari alibi dengan sok mampir ke kamar Sisi. Eh tapi pas ke kamar Sisi, kosong, nggak ada Sisi ataupun Danang. Terpaksa aku balik lagi ke kamar.

Begitu masuk kamar lagi, Mbak Ella dan temennya masih ada. Temennya bilang tadi habis numpang sholat, terus Mbak Ella nyuruh aku sholat. Lagi-lagi aku mencari alibi untuk lari dari mereka. Aku bilang ini memang mau sholat, tapi mandi dulu. Aku ambil handuk dsb, terus pamit ke kamar mandi.

Nah! Anehnya aku bukan ke kamar mandi yang di deket kamarku itu, tapi malah turun ke lantai bawah, yang mana cuma ada satu kamar mandi di lantai itu. Kamar mandinya besaaar, masuk ke pintu pertama itu ada tempat cuci-cuci gitu, masuk lagi ke pintu kedua baru kamar mandi. Bak mandinya juga besar banget, dan di situ lumayan gelap walau ada lampunya. Eh tiba-tiba aku sadar kalau ini bukan kamar mandiku. Aku mau keluar tapi udah terlanjur lepas baju. 

Lalu tiba-tiba mati lampu. Aku takut, langsung pakai handuk dan keluar. Dan kalian tahu apa yang terjadiiii? Ada cowok yang mau masuk kamar mandi itu! "Saya mau ke kamar mandi Mbak" kata cowok itu sambil ketawa. Idih ini orang sinting kali ya, mau ke kamar mandi kok ketawa-ketawa, begitu pikirku. Eh tapi aku mikir lagi, mungkin aku yang sinting kali ya, karena keluar masih pakai handuk daaaaaan, di luar tiba-tiba banyak cowok-cowok berlalu lalang. Aku langsung sadar kalau lantai bawah ini tempat kost khusus cowok! Pantes aja cowok tadi ketawa, dia ngetawain kebodohanku.

Aku bingung maksimal, tapi harus tetep stay cool, gak boleh mati gaya. Mau gimana lagi, udah terlanjur keluar cuma pakai handuk, kamar mandinya tadi ada orangnya, yaudah mau nggak mau harus balik ke kamar sendiri dengan naik tangga. Bayangkan! Naik tangga hanya dengan selembar handuk dan di sekitar banyak cowok berlalu lalang. Di mimpi itu aku inget bapakku, pasti aku bakal dimarahin Bapak nih, keluar cuma pakai handuk dan di luar banyak anak kost cowok. 

Begitu inget Bapak, aku langsung buru-buru naik tangga, yang mana susah banget, karena selain banyak cowok berlalu lalang, aku cuma pakai selembar handuk, you know lah maksudku apa. Baru naik beberapa anak tangga aja udah banyak papasan sama anak kost cowok. Begitu hampir berhasil naik satu lantai, eh di persimpangan tangga ada cowok yang halangin jalanku. Duh Mas ini nggak mikir apa ya, aku cuma pakai handuk eh dia malah bikin jalanku menuju ke kamar makin lama. Aku udah bilang "Permisi" tapi cowok itu gak kasih jalan sama sekali. Aku baru sadar kalau dia memang sengaja halangin jalanku! Matilah! aku langsung bersikap was-was, eh tapi cowok itu malah sok nyanyi-nyanyi sambil malingin wajahnya dari aku gitu, pura-pura gak lihat ada aku tapi jelas betul dia sengaja menghalangi jalanku. 

Tiba-tiba ada cowok yang datang dari seberang, dia kenalannya cowok yang lagi halangin aku ini. Terus dia bilang, "Eh Jok, ada cewek mau lewat tuh. Jangan lo godain sendirian dong". Denger itu aku langsung semakin was-was, satu udah ngehalangin jalan, sekarang malah ditambah satu lagi, matilah akuu. Eh tapi tunggu! Tadi dia bilang Jok? Joko? Aku langsung memberanikan diri untuk melihat wajah cowok yang lagi menghalangi jalanku. Ternyata dia temenku! Sebut saja dia Joko.

Setelah tahu itu Joko, dan dia malah ketawa, aku langsung jewer telinganya(ceritanya aku naik satu anak tangga dulu untuk ngejewer dia). "JOKO! Kamu tahu aku cuma pakai handuk tapi malah ngalangin jalan!". Dia malah tetep ketawa aja. Ketawanya persis kayak ketawanya Joko di kenyataan. Terus temennya bilang "Lho kamu kenal? Jangan-jangan kamu Rima yang diceritain Joko itu? ...(sebagian kata-katanya aku lupa)". 

"Hah?! APA? Kamu bilang aku apa ke dia?"
"(lupaaa kata-kata temennya Joko itu apa ya)"
"Enak aja kamu bilang kalau aku pembantumu?" *aku mukul-mukulin Joko
Joko tetep cuma ketawa aja. Mungkin di mimpiku ini dia bisu.

Setelah puas memukuli dan mengomeli Joko, aku buru-buru naik ke atas lagi karena baru ingat kalau masih pakai handuk. Begitu udah naik, eh ternyata pintu ke lantai atas itu dikunci! Aku berjuang buka kunci pintu itu dari jendela, dengan berusaha tetap menjaga handukku, ya you know lah maksudku apa. Terus tiba-tiba si Joko nongol, aku minta bantuanlah ke dia. 

Akhirnya pintunya terbuka setelah Joko yang coba buka. Aku langsung masuk dan duduk di lantai di depan pintu itu. "Duuh akhirnya bisa naik ke lantai ini, aku bisa dibunuh sama bapakku kalau ketahuan cuma pakai handuk keluar kamar mandi". Si Joko jawab apa gituu intinya mengulang istilah kata "dibunuh" dengan yang kata yang lebih halus. Sambil ngomong itu, dia duduk dengan tumpuan lutut gitu. Takutlah aku! Aku berpikir bener-bener matilah aku. Eh tapi tiba-tiba si Joko berubah jadi bapakku, dan bapak mulai ceramah panjang lebar karena aku ketahuan keluar kamar mandi cuma pakai handuk.

Lalu aku bangun. Sekian.

Ha ha hahahaha, gak lucu ya? Yaudah sih maap... ini mungkin karena aku kelamaan liburan, kekurangan hiburan, dan kebanyakan pikiran. Tapi menurutku mimpi ini lucu, karena hampir mirip-mirip kenyataan. Ya, walaupun lebih banyak absurbnya. Oh iya, setelah bangun itu nggak lama dia apdet pm bbmnya, ya ampun kebetulan ahahah.

*nb: Joko di mimpiku ini memang temenku beneran di kenyataan, tapi aku gak mau sebut namanya, pencemaran nama baik nanti, lagian aib juga. Dia temen kuliah lah pokoknya. Aku punya alasan kuat kenapa di sini kusebut dia Joko, kalau dia peka mungkin dia langsung ngeh. Muahaha maaf, Jok :p

LUPA MIMPI APA

Haaaaaaay! Duh lama nggak blogging sejak masuk kuliah, padahal banyak yang mau kuceritakan eh tapi nggak pernah ada waktu*bohong banget, sebenernya mah lupa :(

Aku sering lupaan, maklum banyak yang dipikir. Eh tapi sekarang tiba-tiba mau ngeblog lagi, mau cerita mimpiku tadi pagi, atau malam. Ya intinya aku tidur dari malam sampai pagi, entah mimpinya pas malam atau sudah pagi. Mimpinya seru ih, lucuuu, begitu bangun aku senyam-senyum sendiri. Biasanya aku langsung cerita mimpiku itu ke satu orang, tidak tentu siapanya, biasanya sih orang kurang beruntung yang pertama bm aku pagi itu. Tapi, tapi, tapi... Hari ini aku nggak cerita ke siapa-siapa karena niatnya mau langsung kumuat di blog. Tapiiiiiii malah lupa gini, padahal baru tadi pagi loh! Sediiiiiiiiiiih :"(
Sekian.

*nb: kalau ada yang tahu gimana caranya inget lagi sama mimpi atau doa biar inget mimpi, tolong kasih tahu akuuuuu

Thursday, August 21, 2014

Sekarang 18 tahun?

Postingan ini terlalu cepat mungkin karena hari ini belum hari ulang tahunku. Biasanya aku lupa sama hari ulang tahunku *sok seleb, tapi karena sebelum ulang tahun aku sudah dapat hadiah duluan, jadi ya mau pura-pura lupa juga sudah nggak asik...

Aku dapat hadiah novel dari sahabatku Tsaltsa Nurbaiti, yang bener-bener nggak pintar bohong. Hari itu tanggal 13 Agustus, Sasa ajak aku ke intermedia. Aku memang mau beli perlengkapan untuk ospek, dan bodohnya aku tidak tanya Sasa ke intermedia mau beli apa. Di sana dia terus-menerus nanya hal yang sama, "Rim, ini lucu ya? Kamu suka nggak?" atau "Rim, ini lucu loh. Kira-kira kamu butuh ini nggak?". Aku curiga lah pasti, mengingat ini bulan Agustus, jadi aku jawab singkat aja, "Iya lucu, tapi aku nggak butuh" dan "Enggak butuh Sa, aku udah punya". Sambil cari-cari barang untuk ospek, Sasa terus muterin intermedia dan aku baru sadar, jangan-jangan Sasa ke intermedia gak niat beli apa-apa buat dia sendiri tapi cuma mau cari kado sekaligus nganterin aku aja. Duuh merasa berdosa aku atas kebaikannya.

"Sa, kamu mau beliin aku kado ya? Hayo ngaku!"
"Iya, makanya aku ke sini kan mau beliin kamu kado"
"Ya ampun, kan masih lama. Enggak mau ah, lagian aku kan nggak pernah ngasih kamu apa-apa"
"Iih nggak pernah ngasih apanya? Pokoknya aku mau kasih kamu kado. Soalnya aku tgl 22 di Jakarta"
*astaga makin berdosa aku, soalnya di tahun ini aku nggak ngasih kado ke Sasa...

Akhirnya setelah ditanya Sasa berulang-ulang, Sasa beli novel yang memang sudah lama aku suka sih. Habis aku nggak enak, ngegantung sahabat sendiri di toko buku dan malah kukerjain dengan nunjukin semua novel bagus(karena niat buat Sasa bingung mau beliin yg mana), jahatnya akuuu. Terus kantung belanjaannya langsung dia kasih ke aku setelah dibayar, katanya, "Dibaca ya!". Aku bilang, "Iya aku baca, tapi kalau udah selesai nanti aku kembaliin ya". Lalu jadilah kita "Iya" "Enggak" "Iya" "Enggak". Sampai di rumah baru deh aku menyerah dan terima hadiahnya. Terima kasih banyak, Sa :*

Nah tanggal 20 Agustus, hari ulang tahun pernikahan Mama dan Bapak. Adikku yang paling kecil, Nindya, menyiapkan hadiah untuk Mama dan Bapak. Hadiahnya buatan dia sendiri dan ada suratnya. Lucunya ya, Nindya itu memang seperti aku bangeeet. Dia kasih ke Bapak di tanggal 19, "Bapak! Ini hadiah ulang tahun pernikahan buat Bapak dan Mama!". Eeeh Bapak malah nolak secara tidak langsung, 

"Lhaa, kan masih besok?"
"Iiih biarin sih, akunya males kalau besok"
"Besok aja ya? Kasihnya ke Mama"
Saat itu aku tahu sekali seperti apa rasa sakit yang Nindya rasakan...

Tanggal 20 Agustus, begitu Mama pulang kerja, Nindya langsung mencegat Mama dengan hadiahnya, "Selamat hari ulang tahun pernikahan, Ma!". Mama sangat berbeda dengan Bapak, ekspresi Mama waktu menerima hadiah dari Nindya sudah cocok jadi pemain sinetron. Aku juga dulu paling senang kasih hadiah ke Mama ya karena itu. Setelah itu Nindya berlari ke arahku dan membawa hadiah lain, "Mbak Rim, aku juga punya kado untuk Mbak Rima! Selamat ulang tahun!". Aku sedikit kaget, kukira Nindya nggak akan kasih aku hadiah, karena tahun kemarin aku janji kasih hadiah boneka buatanku sendiri, eeh tapi belum dijahit sudah hilang bonekanya. Aku cium dan peluk heboh lah jadinya sampai Nindya risih.

"Waaah makasih Nindyaaaa, so sweeet~ Tapi kan ulang tahunnya bukan sekarang, nanti aja ya kasihnya"
"Iiih biarin sih, aku maunya ngasih sekarang"
"Lha kan sebentar lagi, nanti aja ya kasihnyaa"
"Iih nggak mau, nanti aku males"
"Yaudah makasih ya adekkuuu, tapi nanti tetep nyanyi kayak di 'we sing for you' ya! Kamu jadi ketuanya"
"Idiih males"
"Uuuuuh Nindya kok gituuu"

Aku sepertinya dapat tempat pensil beserta isinya, tapi aku pura-pura tidak tahu, "Hmm apa ini tempat pensil ya?". Oh ok, aku payah dalam berpura-pura. Hadiahnya dia bungkus sendiri dengan kertas kado, dibentuk tas gitu. Aku terharu, aku saja kalau kasih kado ke teman bahkan sahabat, nggak pernah bungkus sendiri (karena memang nggak bisa ngebungkus kado...). Terima kasih banyak adikkuuu, hadiahnya aku buka pas aku ulang tahun ya, semoga aku ada umur. Aamiin.

*Hadiah dari mereka berdua mau aku potret dan kuselipin di postingan ini, tapi kameraku entah ketelisut di mana.

Monday, July 14, 2014

Hobi Baru yang Sudah Lama?

Helloooow, rasa-rasanya karena lama tidak menulis, kemampuan menulisku jadi hilang. Padahal kelas 12 kemarin banyak hal seru yang bisa kubagi di blog, tapi kepadatan jadwal les menghambat itu semua, belum lagi hobi baruku yang sok selebriti di saat-saat mau UN, main kutek. Ya, kutek, pewarna kuku yang warnanya mampu membuatku tergila-gila untuk mengoleksinya, uuw. Entah bagaimana awal ceritanya aku bisa jatuh cinta dengan kuteks(halah), intinya Bapakku bilang itu mengganggu belajarku.

Mendekati UN, sekitar bulan Februari, aku pertama kali beli kutek online, dan itu harus satu pack isinya dua lusin. Kalap melihat warna-warna pelangi seperti nama barangnya 'Cherveen Rainbow', aku langsung beli. Begitu sampai, aaaaw semua warnanya cantik, langsung saja aku foto dan kukirim ke teman sebangku yang punya ketertarikan sama denganku, Afrina.

Besoknya, di sekolah banyak teman perempuan yang tahu kalau aku beli banyak kutek. Eh ternyata usut punya usut, Afrina nge-share foto kutek-kutekku ke path nya dengan caption 'Prima x_x'. Dari situ banyak yang nanya buat apa beli banyak, aku iseng aja jawab, sebagian mau kujual. Mendengar itu, teman-teman banyak yang mau beli. Ah dasar wanita, sama aja kita muehehe. Dari situlah otak bisnisku mulai bekerja, lumayan kan bisa buat beli kuteks lagi atau malah bisa beli peralatan
nail art yang aku ngebet-mau-beli-tapi-mahal.

Jadi begitulah ceritanya, sampai aku akhirnya jualan kutek dengan lebih murah dari pada di toko-toko aksesoris. Plus, aku jadi nail artist begginer dan di follow nail artist expert luar negeri!(cuma sedikit sih tapi expert loh, senangnya bukan main). Boleh yang mau lihat nail artku ada di instagram. Laluuuu, sampai akhirnya aku dapat nail art tools yang kuinginkan! Yuhuuuuw! Tapi akhirnya setelah UN selesai aku malah bosan, peralatan nail artku baru sekali kupakai dan kutek-kutekku berbalut debu karena tidak pernah dipakai lagi, sayang sekali. Makanya hari ini aku bersihkan semua dengan penuh kasih sayang, dan kutata sesuai warna.

nail art vintage roses ceritanya

para kutek berbaris dengan cantik setelah ditata ulang
*oh ya untuk daerah Cilegon atau mungkin Malang nantinya, yang mau pesan kuteks boleh follow twitterku yang ini kemarin sih kujual IDR 4000/pcs untuk yang 8 ml. Aku jual aseton tissue juga.

Setelah UN, kami kelas 12 disibukkan dengan persiapan acara perpisahan. Bukan hanya panitianya saja yang sibuk, tapi yang punya acara juga sibuk, terutama kaum perempuan. Aku sendiri juga sibuk, beli kain, buat design kebaya, cari penjahit, cari salon untuk dandannya nanti, cari sepatu, haduuuh. Mama nggak salah deh kasih aku julukan 'Miss Rempong'. Habis mau gimana lagi, yang lain juga sama ribetnya kok. Skip cerita tentang acara perpisahan ya.

Nah di sini awal mulanya hobi baruku yang kedua dan ketiga mungkin. Aku dan Cucu iseng cari-cari kosmetik buat perpisahan, tapi aku sih lebih tertarik ke lipstick. Kita ke hypermart, lihat tester lipstik, akhirnya mulai colak-colek deeh. Seru juga colek-colek lipstik di counter kosmetik, ini hobi baruku dan Cucu *eh ahaha. Di situ aku beli lipstick Pixy, harganya lupa, murah tapi. Aku suka banget, warnanya pink-merah, tapi dibibirku pink-peach gitu, sayangnya kurang pigmented(ceeesh, bahasa para blogger yang suka nge-review kosmetik katanya sih gitu, alias kurang keluar warnanya). Jadi aku putuskan untuk beli merk lain nanti.

Aku pun mulai baca review-review berbagai merk lipstik dan mulai mempelajarinya(ceess). Aku dapat pelajaran kalau warna lipstik yang sesuai untuk bibir gelap itu warna merah menengah, coklat menengah, dan ungu menengah(menengah=tidak gelap, tidak terang). Tetapi, aku baca juga, warna lipstik yang sesuai untuk jenis kulitku, ivory(menengah) itu oranye, pink tua, dan coklat muda. Aduh bingung mau beli warna apa. Sebelum akhirnya kuputuskan beli warna coklat, aku sudah hampir setiap hari mampir mal muter-muter sendirian lihat-lihat dan colek-colek lipstick tapi gak beli(ehe). Lipstick coklat yang kubeli itu Silky Girl, harganya juga murah. 

Waktu berjalan dan aku semakin gatal untuk mengoleksi lipstick warna lain, mungkin aku sempat terpikir untuk jadi lip-junkie(bahasa para blogger, semacam pengoleksi lipstik atau yang candu banget sama lipstick, kurang ngerti aku juga, tapi keren aja ahaha). Lalu aku iseng belanja onlen(lagi) tapi kali ini beli kosmetik merk lokal yang murah, Viva. Aku kalap beli banyak lipstik karena murah. Tapi sayang lipstik Viva membuat bibirku kering, tapi nggak ngelupas. Kering yang seperti itu bertahan sampai seminggu lebih, ganggu banget, jadi aku gak pakai lagi. Padahal warnanya pigmented.

Aku juga sempat kepikiran untuk membuat review lipstick yang kubeli, karena aku sendiri sangat berterima kasih dengan para blogger yang rajin mereview produk-produk kosmetik dan lainnya, jadi semacam ada pegangan sebelum beli. Ok postingan setelah ini akan ada review lipstick Viva. Selanjutnya mungkin ada lipstick dari Pixy, Silky Girl, Maybelline, dan Wardah. Kalau sempat mungkin aku juga kasih review beberapa lip care atau lip balm/gloss koleksiku, ada dari Oriflame, 
Maybelline, Nivea dan Lip Ice.

Oh ya waktu itu aku jalan-jalan lihat lipstik sama Afrina(teman sebangku, teman curhat gak jelas, si Nyai seniman, mama kucing, teman belanja, guru make up, dsb), dia melarang aku beli lipstik lagi. Katanya lipstikku udah terlalu banyak, belum lip balm/gloss, kan sayang keburu kadaluarsa, mending beli riasan untuk mata. Oh ok, Macing ada benarnya, tapi aku kan belum bisa merias wajah terutama bagian mata, baru bisa lipstikan aja u,u Ya tapi, hobiku yang satu ini harus dihentikan dulu. Tunggu reviewku aja yaaa~  xoxo

Viva lip gloss dan lipstick

Maybelline, Wardah, Pixy, Silky Girl

lip care

*sementara fotonya aja dulu yaa

Saturday, June 7, 2014

SNMPTN 2014 UB

Alhamdulillah, rasanya sulit diungkapkan dengan kata-kata begitu melihat kotak hijau di pengumuman snmptn tanggal 27 Mei kemarin. Hari yang paling ditunggu oleh semua anak kelas 12 SMA. Hari di mana bnyak yang update status "Degdeg-an" "Bismillah" "Semoga beruntung" dsb. Hari di mana tanggal di kalender berwarna merah, tetapi tempat lesku NF tetap masuk.

Jadi dari malam tanggal 26 Mei, aku masih melototi lepi, melihat timeline dengan kata kunci pencarian 'snmptn'. Karena katanya, pengumuman snmptn sudah bisa diakses tanggal 27 Mei 2014, pukul 00.00. Aku memang penasaran, makanya masih bangun. Tapi aku sudah punya niat untuk melihat pengumumannya nanti saja, setelah lihat teman-teman yang lain. Aku takut kecewa. Jadi aku hanya melihat-lihat obrolan orang-orang tentang snmptn.

Paginya, hal yang sama kulakukan lagi. Melototi lepi, melihat timeline dengan kata kunci pencarian 'snmptn'. Banyak yang menunggu jam 12.00, karena pada saat itu web snmptn baru bisa diakses. Tapi aku tidak. Aku sudah punya niat untuk bukanya nanti saja, sepulang les. Karena aku takut hasilnya akan mempengaruhi kejiwaanku, dan pasti les pun tidak akan konsentrasi *cess sok-sokan ya.

Jadi, sambil ditanyai oleh Mama dan adek-adekku tentang hasilnya, aku malah bersiap-siap pergi les. Sebelum benar-benar pergi les, Bapak yang saat itu ada di Malang, menelpon, ya pastinya bertanya bagaimana hasilnya, karena saat itu sudah pukul 12.00. Aku bilang ke Bapak bukanya mau nanti aja, takut, lagian aku mau les. Bapak tetap penasaran dan malah menanyakan NISN dan passwordku. Tetaplah tidak kuberi tahu, aku tetap pada pendirianku, bukanya nanti saja setelah les. Selain Bapak, banyak saudara-saudaraku menelpon Mama, menanyakan hal yang sama seperti Bapak. Kebetulan dari keluarga Bapak atau Mama, aku satu-satunya yang kelas 12 SMA.

Begitu aku siap berangkat les, aku di-bm teman-teman yang sudah membuka hasil snmptn. Mereka bertanya hal yang sama lagi. Aku pun menjawab dengan jawaban yang sama "Aku mau les, bukanya nanti sepulang les" tapi dengan tambahan, "Kamu gimana?". Jawaban dari mereka membuatku sedih, "gak lolos" "belum beruntung". 

Di antara teman-temanku, ada juga bm dari sahabatku. Kukira dia akan lihatnya nanti belakangan, sama sepertiku, tapi ternyata dia langsung melihat setelah sholat dzuhur (Aku sendiri saat itu sedang tidak sholat). Dia kirim aku capture-an hasil snmptn, gambarnya tidak begitu jelas, tapi kotaknya berwarna merah. Tapi dari caption yang dia tulis, aku tahu kalau dia tidak lolos snmptn. Sahabatku, yang memilih universitas sama denganku, tidak lolos.

Saat itu aku sedang di angkot, rasanya campur aduk, ingin menangis tapi tidak ingin memberi drama pada penumpang angkot lainnya. Ada pemikiran, jangan-jangan aku tidak lolos juga. Aku takut. Tiba-tiba, angkot yang kunaiki menurunkanku di tempat sebelum tujuanku. Aku kesal, karena aku buru-buru, tapi malah diturunin seenaknya. Lalu tiba-tiba muncul pemikiran lagi, aduh apa ini pertanda buruk? Aku tahan amarahku, karena takut segala sesuatu menjadi semakin buruk.

Aku jalan ke NF, begitu sampai di NF, kak Agus(kakak administrasi NF Simpang) sedang berdiri. Aku langsung bertanya "Kak, hari ini NF gak libur kan, ya?". "Enggak, gak libur" jawab Kak Agus. Langsung saja aku berjalan cepat masuk ke kelas. Tiba-tiba Kak Agus berkata, "Diambil gak?"

"Hah? Apa, Kak?"
"Diambil gak?"
"Apanya yang diambil, Kak? Snmptn?"
"Iya"
"Belum lihat, Kaaaak"
"Udah keluar kan hasilnya, udah dilihatin tuh" (sambil nunjuk ke komputer admin NF)
"Eh? Apa? Maksudnya kakak udah lihatin hasil anak-anak NF semuanya?"
"Iya udah semua"
"EEEEHHH?! Stop kak! Jangan kasih tahu saya! Dadaah" (langsung lari ke kelas)

Ternyata kelas masih kosong, aku orang pertama yang datang. Pasti pada lihat hasil snmptn dulu, begitu pikirku. Aku duduk, mengerjakan soal-soal TH Bahasa Indonesia, tapi sambil masih kepikiran kata-kata Kak Agus tadi. Lalu satu per satu teman-teman les datang, saling bertanya bagaimana hasil snmptn, dan aku ikut sedih. Di tengah pelajaran aku dapat sms dari sahabatku yang satu lagi. Dia bilang tidak les, dan dia bilang dia tidak lolos snmptn. Semakin sedih dan takutlah aku di situ.

Begitu pelajaran Bahasa Indonesia selesai, ada jeda istirahat sebentar. Tiba-tiba Kak Agus masuk, "Gimana? Pada dapet gak? Baru Primadhika doang ya yang dapet". Eeeeeeh?! Maksudnya? Teman-teman yang duduk didekatku langsung meluk aku, "Uwaaah Prima selamat ya!". Sementara aku masih diam, tidak percaya. Mataku berat, mau nangis, tapi air matanya tertahan. Tiba-tiba teringat dua sahabatku dan teman-temanku. Aku jadi tak enak. Les pelajaran berikutnya pun aku tidak konsentrasi. Pembahsan Kimia hanya numpang lewat di kepalaku. Pikiranku penuh dengan rasa tak percaya.

Akhirnya pelajaran kimia itu selesai dan ditutup dengan hamdallah. Aku masih diam di tempat duduk dan mengobrol sekenanya dengan teman-teman les. Sebelum akhirnya pamit untuk melihat hasil snmptn di komputer NF.

"Kak, saya mau lihat hasil snmptn dong, kakak gak bohong kan?"
*Kak Agus cuma senyum sambil buka tab baru untuk cek snmptn
"Kak, saya dapet pilihan pertama atau keduanya ditutupin ya, cuma mau lihat ijo-ijonya aja"
"Ijo-ijo?" Kak Ikhsan nimbrung
"Iya, kan kata temen, kalau muncul warna ijo itu lolos, kalau warnanya merah itu gak lolos, ehe"

Setelah loading yg cuma sebentar(di saat tegang seperti ini internetnya malah super cepat, jadi kurang dramatis), aku langsung lihat kotak berwarna hijau dengan nama lengkapku di atasnya. Eh? Apa itu tulisan panjang di bawahnya? Teknologi Industri Pertanian? Aduh sekali baca itu, langsung lemes. Itu pilihan pertamaku. Alhamdulillah.

Kebetulan tumben di NF Simpang ada Kak Rosyadi (guru matematika tapi aku belum pernah diajar beliau). Kak Ros ikut melihat dan ikut mengucap syukur, "Alhamdulillah keterima Brawijaya ya, Dek? Itu pilihan keberapa?". Tanpa sadar aku menjawab, "Alhamdulillah pilihan pertama, Kak. Kebetulan kurang sreg sama pilihan keduanya".

Pilihan keduaku Agribisnis, bukannya terpaksa memilih itu tapi karena menurutku itu mirip-mirip TIP, sama-sama ke arah ekonomi. Agribisnis juga biasanya kerja di bank, oke itu alasanku.

Pulang NF, aku menyebrang dengan sangat hati-hati ke Aditoys dan berdoa segala macam saat naik ojek. Aku mendadak takut sendiri karena punya pikiran, udah dapet universitas jangan sampai malah kenapa-kenapa a.k.a celaka. Biasanya kan kalau di sinetron itu habis senang-senang, eeh pasti dapet musibah, naudzubillah.

Ojek yang kutumpangi turun tidak pas di depan rumahku, aku jadi ingat kejadian aku berangkat naik angkot tadi. Sebelas-dua belas sama ojek pulang. Begitu turun dari ojek dan jalan ke rumah, aku lihat Mama baru mau keluar rumah. Langsung aku samper, udah niat mau buat kejutan.

Entah seperti apa wajahku saat itu, Mama langsung bertanya dan berasumsi sendiri, "Gimana dapet gak? Yaudah kalau gak dapet jangan sedih". Eh? Mama kok seperti ngeremihin aku sih? Uuh di situ muncul ideku untuk nerusin ketidak-tahuan Mama. Aku hanya menjawab, "Nanti lihat hasilnya bareng-bareng ya, Ma".

Di rumah aku pinjam laptop Sinta untuk buka web snmptn, memasukkan password sambil berdoa, semoga hasilnya tidak berubah. Sekali lagi kulihat kotak hijau dengan nama dan jurusan yang masih sama. Lalu tidak lama, Mama pulang, aku langsung minta Mama naik ke kamarku.

"Ma, apa pun hasilnya aku tetep anak Mama kan?"
"Iyalah, Nak. Gapapa, masih ada jalur lain, berjuang sampai titik darah penghabisan"
"Mama, aku sayang Mama"
"Iya Mama juga sayang Mbak Rima"

Begitu kuputar laptopku ke arah pandang Mama, aku langsung menangis, "Ini hasilnya, Ma". Jeda beberapa saat, "Aku lolos, Ma".

Mama langsung mengucap syukur dan menangis, aku bisa lihat Mama gemetaran. "Alhamdulillah ya, Rim! Ini rejekimu! Rejeki, Rim! Mama seneng banget". Mama langsung memelukku, dan kita pun menangis bersama.

"Iya Ma, tapi tadi Mama ngeremehin aku"
"Enggak, Mama gak ngeremehin, Sayang. Habis mukamu sedih gitu tadi"
"Sedih apanya, itu aku senyum-senyum kok, tapi ya terharu lah. Mama ngeremehin aku"
"Iya maafin Mama ya, Nak"
"Temen-temenku banyak yang gak lolos, Ma"
"Iya? Cucu gak dapet?"
"Enggak, Ma"
"Tsaltsa?"
"Enggak juga"
"Ghina? Nadya? (semua yang Mama inget namanya disebut)"
......
......
"Aku udah buat Mama bahagia kan?"
"Iya Mama bahagia banget, rejeki dari Allah ini. Mama mau telpon Bapak, pasti bapak udah penasaran dari tadi"

Mama pun turun ke bawah, dan Dio, adik laki-lakiku satu-satunya, masuk ke kamarku. "Wiih keren, diterima UB ya? Selamat ya". Tumben saat itu Dio tidak menghindar saat kupeluk.

Lalu Sinta naik saat Dio turun dan mengatakan hal yang sama. "Selamat ya" katanya, dan kita juga berpelukan. Lalu dia menanyakan teman-temanku yang lain. Aku langsung teringat kedua sahabatku dan teman-teman baikku. Mereka jalannya belum lewat snmptn. Waspada yang lolos snmptn hanya tiga orang termasuk aku.

Setelah itu aku bm-an sama Bapak, Bapak katanya sampai nangis denger kabar dari Mama.

Tanggal 27 Mei ini ditutup dengan terbelinya 6 tiket pesawat ke Surabaya pada tanggal 14 Juni. Sedikit kalap mungkin, tapi kata adek-adekku sekalian liburan. Tumben-tumbenan Bapak mau beli tiket tanpa pikir panjang. Walau pada akhirnya Mama dan Sinta tidak jadi ikut.

Intinya beberapa hari setelah itu sampai satu bulan lebih, Bapak jadi super baik. Entah ada angin apa. Aku belanja onlen ini itu boleh, main game sampe larut malam boleh, minta anter kemana-mana boleh, mendadak juga jadi royal. Tapi kalau aku jalan-jalan pasti ditanyain, "Kamu di mal sama siapa? Awas kalau sama Cucu". Untungnya udah beberapa hari ini aku sendirian ke mal, "Sendiri kok, emang kenapa kalau sama Cucu?". Bapak langsung jawab "Jangan ganggu Cucu belajar buat sbm". Uuuh terharu aku sama Bapakku.

Tak lama setelah hari-hari aku ke mal sendirian, Tsaltsa minta ditemani ke mal untuk beli sepatu buat Papanya. Kebetulan Bapak nelpon, dan aku bilang lagi di mal sama Sasa, eeh aku dimarahi. "Ngapain lagi kamu ke mal? Jangan ganggu Tsaltsa belajar buat sbm. Blabla".

Aku sayang Keluargaku pokoknya. Di saat susah atau senang, keluarga selalu ada. Semangat buat yg belum jalannya di snmptn. Pasti selalu ada jalan menuju sukses :)

Sunday, May 18, 2014

SMAN 2 KS Graduation Party

 17 May, 2014

with my besties, Cucu si Alay :*

Nisa, Me, Vira

Nadya, Nisa, Nia, Me, Vira

Nopeng with two ladies ahaha

My nail art

Kitty Fams; Kacing(Hanin), Cicing, Macing(Afrina), Decing(Aina)

With exsentric man, Husein


Melani, Me, Qisthin

Prince & Princess Waspada

(biar gak kelihatan yg penting senaang)

Princess Waspada 

Bila, Nia, Me, Hanin, Pinky, Afrina, Enggar

My hair do by saloon

With my little sister, Nindya~

High School Year book's

My beloved Mom :*

My only one brother, Dio~

*ups selfie with Smandaks medal

My hair after I put off  all of the 'jepitan'

Tuesday, April 29, 2014

UN 2014 dan Unek-Uneknya

Haaaaiiiiii~
Aduh aku benci kalau harus menggunakan kalimat "sudah lama tidak blogging", jadi kali ini aku mau pakai kalimat "sudah lama sejak UN berlalu". *ups aku memang lama tidak blogging dari sebelum UN ehe.

Tidak perlu basa-basi, langsung saja ke unek-unek yang mau kuceritakan. Ini semua tentang Ujian Nasional tahun 2014. Pasalnya UN tahun ini memang sangat di luar dugaan, kalau menurutku malah diluar nalar! Menurutku itu soal OSN! Eh tapi waktu 2013 aku pernah ikut seleksi OSN fisika, soalnya gak sesulit itu malah. Aku sempat menduga-duga ini soal perkuliahan, tapi ternyata setelah UN selesai, ada kabar bahwa itu soal INTERNASIONAL! Well yeah. Seharusnya kalau mau begitu ganti dulu namanya, bukan Ujian Nasional tapi Ujian Internasional!

Aku benar-benar heran dengan pihak "berpendidikan" yang mengatur perihal pendidikan di Indonesia. Apasih yang mereka inginkan? Meningkatkan standarisasi? Menguji kemampuan siswa? Atau mempersulit siswa? Ok, pasti jawabannya yg pertama atau semacamnya. Tapi menurutku, standarisasi pendidikan di Indonesia itu sudah bagus. Pelajaran yang kami terima sebagai siswa SMA di Indonesia sudah bisa dipastikan lebih sulit daripada yang diterima siswa SMA di kebanyakan negara(mungkin ada beberapa yg lebih sulit, hanya beberapa). 

Tapi kenapa mereka terlihat lebih unggul? yang membuat siswa sana lebih unggul adalah mereka dapat mempraktikan apa yang mereka pelajari. Sedangkan kita tidak, karena kita hanya belajar seputar teori, teori dan sedikit sekali praktikum. Karena di Indonesia praktikum tidak masuk Ujian Nasional. Kalau ingin menyamakan dengan standar sekolah-sekolah internasional, bukan begini caranya. Tanpa kita tahu-menahu soal UN yang disodorkan adalah soal taraf internasional, sedangkan selama ini kita belajar dari DETIK yang dari tahun ke tahun selalu sejalan dengan soal UN, kecuali tahun 2014 ini. Uh!

Ada banyak unek-unek lain, tapi aku takut terbawa emosi. Salah satunya tentang tingkat kesulitan soal yang tidak sama. Bagaimana bisa 20 paket soal berbeda memiliki tingkat kesulitan yang sama, benar-benar sama. Pasti ada beberapa soal yang lebih sulit atau malah lebih mudah. Aku mungkin salah satu dari yang mendapat soal sulit. Walaupun sulit mudahnya soal itu relatif. 

Untuk lebih banyak unek-unek, aku baru baca "Surat Terbuka untuk Bapak Menteri Pendidikan: Dilematika Ujian Nasional" karya Nurmillaty Abadiah, siswi SMA yang baru mengikuti UN seperti aku. Aku setuju dengan dia! Love her writing so much! Dia mewakili seluruh suara siswa/siswi SMA. 

Tapi di situ aku juga jadi kesal dengan komentar Bapak "berpendidikan" yang dituju. Beliau tidak percaya kalau itu tulisan anak SMA, dengan alasan tulisannya terlalu bagus, mustahil ditulis anak SMA. HELLOO! Aku sedih, secara tidak langsung beliau memperlihatkan ketidak tahuan beliau mengenai prestasi siswa di bidang non-akademik, tulis menulis. Coba lihat, sudah banyak siswa SMA yang menang karya tulis ilmiah remaja, dan tidak kalah banyak siswa SMA yang sudah menulis novel dan diterbitkan oleh penerbit ternama.

Aku siswi SMA dan aku suka dunia tulis menulis, jadi aku percaya kalau itu asli tulisan Nurmillaty. Kelihatan jelas perbedaannya orang yang sering menulis dengan orang yang jarang menulis. Nurmillaty jelas sekali terlihat sering menulis, dari susunan kalimatnya yang apik, dan bahasanya yang halus. Apa Bapak "berpendidikan" itu merasa bahasanya terlalu baku? Hello again. Aku suka menulis dari SMP, dan saat menulis cerpen pun aku menggunakan bahasa yg baku. Aku baru sadar saat SMA, aku dapat komentar dari teman, "Prim, cepenmu bagus, tapi bahasanya baku amat". Maka dari itu sekarang aku tidak menggunakan bahasa yang terlalu baku lagi dalam menulis cerpen.

Nah wajar 'kan, Nurmillaty menulis dengan begitu baku, karena jelas saja, dia ingin menulis surat untuk Bapak "berpendidikan". Masa' iya Nurmillaty menulis dengan bahasa gaul dan kalimatnya acak-acakan untuk Bapak 'berpendidikan". Beliau juga pasti malah tidak akan mau membaca yang seperti itu 'kan. Ah sudahlah aku bingung dan semakin emosi.
"Indonesia ingin penerus bangsanya berpendidikan dan berbudi pekerti luhur, tetapi pendidikan di Indonesia mempersulit penerus bangsa itu sendiri dan membunuh budi perkerti luhur mereka secara tidak langsung."
Apa salah mendengarkan kata hati kami? Apa salah jika kami ingin mendapat keadilan? Apa salahnya sekedar mengoreksi diri? Apa salah kami? Kenapa kami yang selalu salah dan "orang dewasa" selalu benar? Kami memang hanya siswa/siswi SMA tapi kamilah yang nantinya menggantikan posisi kalian. Jujur saja, akui kesalahan, perbaiki sebisanya, maka dunia akan damai, ahahahaha :")

*semoga Allah bersama dengan orang-orang jujur

Saturday, August 17, 2013

Life's unpredictable

Hidup itu lucu. 
Ada saatnya bahagia atau kecewa, marah atau sedih, tersipu atau galau. Memiliki rintangan dan pilihan, pertanyaan dan jawaban, elakan dan alasan, fakta dan opini. Penuh dengan kebetulan yang seakan membuat kita merasa, dunia ini sempit. Mendesak kita untuk bertanya-tanya akan alasan tentang segala sesuatu yang terjadi. Membuat kita terheran-heran akan hal-hal yang tak masuk akal dan membuat kita kecewa akan hal-hal yang seharusnya-terjadi-tapi-tak-terjadi.
Ya, hidup ini tidak terduga.

Kenapa? Menurutku pribadi sih, sesuatu yang mudah terduga itu tidak seru. Kalau sesuatu itu tidak seru, kita jadi mudah bosan, nah kalau bosan hidup? Iih ngeri... Naudzubillah, jangan sampai deh. Makanya hidup ini tidak boleh mudah diduga-duga, biar seru ahaha. Walau kadang aku juga suka greget ingin bisa menduga-duga lebih banyak, dan kesal bila segala sesuatu jauh diluar dugaan ehe. Tapi manusiawi kan, wajar. Manusia itu sudah selarasnya untuk kepo, sotoy, lebay, alay, dan lain sebagainya. Bohong kalau tidak mengakuinya. Apa sih untungnya berbohong?

Kadang kita sering tidak menyadari kalau sudah membohongi diri sendiri. Misalnya, bilang "Ah aku sama dia cuma temen kok" atau "Apasih, aku biasa aja ke dia". Padahal tak jauh di dalam hati teriak, "Aku suka dia" atau "Ya, aku ada rasa lebih ke dia". Uuh klise. Tapi normal kok, sama aku juga *eh. Karena pada dasarnya itu bukan bohong, hanya kita belum menyadari betapa hidup ini tak terduga. Makanya yang tadinya tidak kenal bisa jadi pacar, atau yang tadinya setia bisa mendua... Tidak terduga.

Mungkin karena hidup yang tidak terduga ini, yang tadinya diam-diam menyimpan rasa pada kakak kelas bisa dapat balasan cinta dari kakak kelas tersebut. Semoga yang memendam rasa pada kakak kelas bisa berbalas cintanya yah *ok, ini harapan pribadi haha. Tapi, karena hidup ini tidak terduga, mungkin akan ada banyak pilihan lain, selain kakak kelas itu. Jangan sedih, hidup ini kan seru. Walau bukan sama kakak kelas, bisa sama kakak yang lain kan haha. Selain tak terduga hidup kan penuh pilihan.

Hati-hati dalam memilih, terutama memilih pendamping hidup. Memilih pacar saja masih sering salah, sudah mendapatkan hatinya lalu diabaikan. Eh untuk pendamping hidup ingin yang sempurna. Hellow? Sudah mengecewakan banyak(lebih dari satu) wanita dalam berpacaran, tapi ingin wanita yang tidak mengecewakan? Berkacalah dulu, kalau belum bisa menjalin hubungan jangan mengajak wanita untuk membina hubungan. Hidup penuh dengan pilihan bagi semua wanita di dunia yang pernah dikecewakan bahkan disakiti hatinya oleh pria yang belum pantas disebut pria.

Hidup juga penuh dengan kebetulan yang beralasan. Pernah tidak mendengar atau mengucapkan kalimat, 'dunia ini cuma seluas daun kelor'. Aku sering bertanya-tanya, bagaimana si dia bisa kenal si anu? Dimana si itu pertama bertemu dengan si ini? Kok bisa si A yang mantanya si B sekarang pacaran dengan si C yang ternyata mantannya itu mantannya si B, yaitu si D *nah kan bingung. Padahal bukannya karena gak ada orang lain lagi kan atau memang dunia benar-benar sempit?

too be continue


Friday, July 12, 2013

Kembalinya Rima yang dulu

Halloooow~ 

Setelah lama tak menulis posting di blog, hari ini tiba-tiba ingin menulis postingan baru. Pasalnya, siang ini aku secara 'setengah-tidak-sengaja' membuka dan membaca keseluruhan blog adikku, Sinta. And guess what... I found my name on it! Ternyata Sinta sering menceritakan tentang diriku di dalam blognya! Walaupun bukan yang baik-baik tapi aku terharu sekaligus tersentuh untuk bloging lagi. So here it is!

***

"Kamu berubah"
"Kamu kok sekarang gini sih?"
"Kamu kenapa jadi gitu?"

Aaaah sejak kelas xi semester 2, seringkali teman-teman berkomentar seperti itu. Ya, walaupun aku sadar benar kalau aku memang berubah, bukan ke arah yang baik atau buruk. Entahlah, tapi kalau ada yang bilang buruk ya ada benarnya. Aku menjadi lebih blak-blak-an, selalu punya pemikiran buruk dan jahat, suka menyindir(ok dari dulu aku memang suka menyindir, tapi tidak separah sekarang) dsb dsb.

Intinya aku sendiri merasakan perubahanku itu tapi baru sadar setelah lama. Apa yang membuatku berubah seperti itu? Kenapa aku harus berubah? Ah setelah ingat jawabannya, aku langsung ingin melompat ke samudra atlantik rasanya. Konyol sekali alasan perubahanku itu. Karena aku merasa sakit, sakit sekali. Rasa sakit yg mungkin akan selalu berbekas. Tersakiti, disakiti, ya semacam itulah. Apalagi setelah ingat kegiatan tersakiti itu pasti berhubungan dengan kegiatan menyakiti. Tega sekali.

Maka dari itu, kuputuskan untuk kembali menjadi diri sendiri seperti sebelumnya. Rima yang dulu kembali! Rima yang selalu berpikir dulu sebelum bertindak, Rima yang selalu ngetweet di setiap kesempatan tanpa peduli dengan para stalkernya, Rima yang selalu menjaga omongannya(dalam hal ini sindiran), Rima yang puitis tanpa galau, dan Rima yang tidak punya pacar malah bahagia.

Rima yang pantas untuk jodohnya nanti :)


Sunday, June 9, 2013

WASPADA! ♥ XI IPA 2 ♥

WASPADA
Warga Sebelas IPA 2 atau Awas IPA 2, atau apa pun kemungkinan singkatannya kita adalah keluarga besar kelas XI IPA 2 SMAN 2 KS Cilegon. 

Kelas kita ada di daerah yang strategis, di tengah IPA 1 dan IPA 3, di depan Lab bahasa dan ruang guru. Bisa disebut sebagai kelas matahari, karena di kelas kita ada matahari yang selalu mau terbenam tapi gak terbenam-terbenam. Belum lagi latarnya itu pesisir pantai. Kurang romantis apa pemandangan kelas kita :)

Wali kelas kita adalah Ibu Yanthi Rohayati, S.T, buat yang dari kelas X-1, wali kelas yang sama untuk 2 tahun. Bu Yanthi kalau mengajar enak, mudah dipahami, cuma pada dasarnya mata pelajaran yang diajar beliau yang kurang-enak-untuk-dipahami, fisika :)

Penghuni waspada biasa disebut, 'prince' dan 'princess' waspada. Prince waspada rata-rata senang futsal dan main game, terutama PES. Ada juga yang 'gadget addict' dan 'music addict'. Kalau princess waspada sih sudah pasti senang merumpi dan hal-hal manis lainnya. Tapi jangan salah, princess waspada juga jago loh futsalnya! Prince dan princess waspada juga sering menyanyi bersama-sama, mulai dari lagu-lagu tentang anak sekolah, sampai ke lagu galau, dan itu sekalian pengkodean ahaha :D

Kalau dideskripsikan sepenuhnya pasti bakal butuh banyak paragraf, jadi ini ada sedikit deskripsi mengenai para prince dan princess waspada dari twitter teman kita Hanin dan mimin waspada. Silahkan dikepo-in ;)





Thursday, May 9, 2013

Mungkin aku berubah

Banyak hal terjadi, banyak hari terlewati, banyak orang yang keluar masuk dalam hidup ini. Semua pasti akan berubah kan. Jadi postingan ini bukan hanya sekedar curahan hati perempuan cengeng yang sok kuat. Tapi ini sedikit menjelaskan 'perubahan' menurutku mungkin. Kalimat di bawah mungkin sulit dimengerti, kalau tidak mengerti wajar, tapi kalau mengerti, sepertinya kita jodoh dalam paham-memahami ahaha :D

"Segala sesuatu terjadi karena ada alasannya"
Jadi perubahan pasti terjadi karena ada alasannya kan? Bumi berputar, seluruh isinya bisa berubah menjadi apa saja dan kapan saja, serta dengan cara yang bagaimana saja. Manusia juga, termasuk orang yang pernah dekat denganku. Ah bukan, mungkin aku yang pernah dekat dengannya. Pernah?

Aku berubah. Mungkin itulah alasannya. Alasan kenapa harus ada kata 'pernah'. Uum atau sebenarnya tidak ada yang berubah dariku, hanya ada kekuranganku yang tidak kauinginkan ada pada diriku. Tidak, memang aku berubah. Selama ini memang aku begitu dan begitu, lalu tiba-tiba aku menjadi begini dan begini. Akhirnya perubahanku itulah yang disebut 'perubahan'. Padahal 'perubahan' pasti ada alasannya kan? Mungkin 'perubahan' itu terjadi karena 'perubahan-org-lain' lah alasannya. Tapi 'perubahan-org-lain' itu bilang sebaliknya, 'perubahan-org-lain' itu beralasan karena 'perubahan'. Padahal 'perubahan' itu berpikir bahwa 'perubahan-org-lain' itu dikarenakan oleh 'org-lain-pengubah' sehingga 'perubahan' itu menjadikannya alasan.

Jadi intinya, setiap perubahan itu ada alasannya. Tolong jangan saling menyalahkan. Tolong jangan saling mengubah. Tolong jangan mudah berubah. Tapi kalau memang itu baik, maka berubahlah. Karena aku juga sudah berubah, hanya saja bukan ke arah yang baik. Mungkin butuh waktu untuk menjadi baik kembali. Kembali? Wah apa aku pernah baik? Menurutmu? Ah tidak, itu hanya pandangan semu dirimu terhadap aku. Aku tidak pernah menyesal pernah dipandang semu seperti itu. Aku senang, karena sekarang aku sudah berubah. Tidak akan ada lagi pandangan semu itu. Karena yang memandang juga sudah berubah. Aku sedih? Tidak. Aku hanya menyayangkan, kenapa 'perubahan' seringkali didasari oleh alasan yang tidak masuk akal dan tidak jelas. Padahal sesuatu yang jelas itu menyenangkan pasti.

Wednesday, April 10, 2013

Again :)

thanks for everything that had make me smile


Everything that had make me smile:

1.     Everyone that had make me smile
2.     Every moment that had make me smile
3.     Every activities that had make me smile
4.     Every meeting that had make me smile
5.     Every weather that had make me smile
6.     Every sunshine that had make me smile
7.     Every raindrop that had make me smile
8.     Every wind that had make me smile
9.     Every date that had make me smile
10.  Every month that had make me smile
11.  Every year that had make me smile
12.  Every day that had make me smile
13.  Every night that had make me smile
14.  Every place that had make me smile
15.  Every word that had make me smile
16.  Every number that had make me smile
17.  Every chat that had make me smile
18.  Every talk that had make me smile
19.  Every text that had make me smile
20.  Every walk that had make me smile
21.  Every ride that had make me smile
22.  Every stare that had make me smile
23.  Every consideration that had make me smile
24.  Every question that had make me smile
25.  Every answer that had make me smile
26.  Every news that had make me smile
27.  Every advice that had make me smile
28.  Every sorry that had make me smile
29.  Every story that had make me smile
30.  Every begining that had make me smile, and
31.  Every ending that had make me smile