Pages

Saturday, June 4, 2016

Hai kamu! Angin yang datang dan pergi

Hai, apa kabar?
Masih mencari hal yang sama?
Apa itu namanya, aku lupa. Oh iya, kekasih.
Sudah dapat atau masih mencari?
Susah sih ya, kekasih yang kamu cari sepertinya gak ada di sekitarmu.

Padahal di sekitarmu ada banyak wanita.
Wanita seperti apa yang kamu cari?
Cantik sudah pasti jadi prioritas utama yang kamu cari.
Baik itu relatif, yang kamu anggap baik belum tentu benar baik. Begitu pun sebaliknya.
Pintar? Oh kamu lebih suka yang tidak pintar, agar bisa dibodoh-bodohi, dan lebih gemesin kan.
Seleramu sulit dimengerti ya. 
Kadang kamu bersama yang seperti ini, lalu tak lama dengan yang seperti itu. Beda-beda.
Ya, semua teman. Kamu memperlakukan semua temanmu seperti "bakal kekasih". Ups

Bukan, bukan apa. Aku sudah sering mengingatkan, 
jangan terburu-buru. Apa yang diburu-buru hasilnya tidak baik.
Bukan, bukan apa. Aku tidak minta kamu untuk kembali ke aku,
jangan kembali, karena kamu memang tidak pernah ada niatan untuk menetap.
Bukan, bukan apa. Aku sudah tidak peduli kamu mau apa dan mau bagaimana,
jangan berpikir aku peduli, aku hanya tidak bisa tidak menaruh perhatian padamu.
Bukan, bukan apa. Aku sudah tidak mengharap apa pun padamu,
jangan berpikir aku masih berharap, sehingga kamu memanfaatkan harapanku.
Bukan, bukan apa. Aku tidak benci kamu, aku hanya kecewa,
jangan buat aku kecewa karena kamu tahu aku tidak pernah bisa benci kamu.

Sudahlah, berhenti mencari yang terlalu sempurna.
Tidak ada yang sempurna.
Semakin kamu mencari yang sempurna, semakin pergi yang baik yang ada di sekitarmu.
Oh bukan, bukan aku. Aku tidak usah dihitung.
Aku kan bukan wanita baik katamu.
Tapi kamu pria baik iya.
Begitu baiknya, sampai aku bisa pernah jatuh hati.
Pernah. Iya aku tidak malu untuk mengaku.
Biar orang menilai aku. Biar orang menilai kamu.
Biar mereka mengarang cerita.
Karena yang tahu cerita sebenarnya hanya aku, kamu dan Allah.

Sungguh, kamu seperti angin.
Suka datang dan pergi kapan pun
Aku cuma jendela, yang selalu terbuka
Membiarkanmu lewat mencari tempat tujuan

Tahu kah kamu? Kenapa jendela selalu dibiarkan terbuka? Karena dia tidak tega membiarkan angin sendirian di luar, lebih baik dia masuk rumah walau pada akhirnya tidak menemani jendela.

Tahu kah kamu, jendela selalu mencintai angin diam-diam.

Sampai jumpa kamu, salam dari aku, si Jendela :)


No comments:

Post a Comment