Pages

Showing posts with label unimportant. Show all posts
Showing posts with label unimportant. Show all posts

Monday, January 22, 2018

A pretty face doesn't mean a pretty heart


(source: quotefancy.com)

Klasik.
Aku sering dengar kata-kata itu.
Yep that sentence is right, but I have a long thought on that.

Kalimat itu seringkali diucapkan oleh sebagian besar orang di dunia. Hmm, menurutku sebagian itu hanya 1/3 orang di dunia. Jadi sebagian orang itu (sebutlah kubu A) biasanya bilang begitu pada orang yang kurang cantik, sekedar untuk menyenangkan hatinya. Dulu aku suka-suka aja denger itu, tapi semakin lama semakin sering mendengarnya aku jadi berpikiran lain. Oh, jadi aku gapapa gak cantik asal hatinya cantik? Jadi orang yang cantik itu hatinya gak cantik? Jadi aku sama sekali gak boleh cantik? Jadi bolehnya mempercantik hati gaboleh mempercantik wajah? Dan banyak lagi. Berhati-hati lah mengatakan kalimat ini pada anak-anak yang kritis, untung aku dulu pasif, ahaha.

Lalu ada lagi 1/3 orang lainnya (kubu B) yang tidak mengatakan kalimat tersebut dan terang-terangan bersikap diskrimintatif, yaitu hanya baik pada orang cantik. Mungkin tanpa kalian sadari kalian termasuk di dalam kubu B. Banyak orang tidak sadar akan perilaku diskriminasinya terhadap orang yang cantik dan kurang cantik. Aku punya beberapa contoh kecil dalam kehidupan sehari-hari

Contoh 1
Ada 2 orang cewek naik angkutan umum, yang satu cantik dan yang satu kurang cantik. 
Pertama, si cewek cantik turun, 
Cewek 1: "Kiri, Bang!"
Supir : "Siap Neng~ Di jembatan ya?"
Cewek 1: "Iya, Bang"
Supir : "Ati-ati kepalanya pas turun, Neng"
Cewek 1: (ngasih uang gede)
Supir : "Gaada uang kecil Neng?"
Cewek 2: "Gak ada, Bang"
Supir : "Waduh bentar ya kembaliannya" (nyiapin kembaliannya lama dan bikin macet)
Cewek 1: "Makasih"
Supir : "Sama-sama, Neng~"
Kedua, si cewek kurang cantik turun,
Cewek 2: "Kiri, Bang!"
Supir : ...
Cewek 2: "Kiri, Bang!" (lebih keras karena dikira gak denger)
Supir : "Iya, Neng! Iya! Denger kok"
Cewek 2: "Maaf, Bang, kirain gak denger"
Supir : "Cepetan turunnya Neng! Ada polisi! Uang pas ya!"
Cewek 2: "Ini Bang, Makasih" (turun cepet-cepet, ngasih uang pas)
Supir : wuuussh (langsung cuss gitu aja, padahal ternyata gaada polisi)

Contoh 2
Ada sekumpulan cowok lagi ngobrol, terus dateng 2 temennya, satu cantik dan satu kurang cantik.
Ketika yang cantik menyapa,
Cewek 1: "Hai semua!"
Cowok 1: "Lah ngapain kamu gabung? Hahaha" 
Cowok 2: "Males ih ada kamu. Hahaha"
Cowok 3: "Kenapa bukan cewek cantik sih yg nyamperin kita. Hahaha"
Cowok 4, 5, dst semuanya bercanda seakan tidak senang padahal senang.
Ketika yang kurang cantik menyapa,
Cewek 2: "Hai semua!"
Cowok 1: "Oh Hai!"
Cowok 2: "Halo (panggil nama)!"
Cowok 3, 4, dst semuanya menjawab ramah tapi tidak ada candaan sama sekali padahal barusan bercanda dengan cewek 1 di depan cewek 2.
Ketika mereka mau pulang, (sebut aja cewek 1= X dan cewek 2=Z"
Cewek 1 dan 2: "Eh udah malem nih, kita pulang dulu ya"
Cowok 1: "Lho gak baik cewek malem pulang sendirian, aku anter X ya"
Cewek 1: "Terus Z gimana?"
Cowok 2: "Kamu anter Z aja, aku anter X"
Cowok 3: "X aku aja yg anter, kosan aku searah"
Cowok 1, 2, 3 dst seakan rebutan anter cewek cantik dan lempar-lemparan seakan gamau anter cewek kurang cantik. Padahal kos cewek cantik dan cewek kurang cantik itu berdekatan.

Lalu, karena tidak suka mendapat perlakuan diskriminasi, orang yang kurang cantik itu berusaha untuk menjadi cantik. Melakukan perawatan wajah sewajarnya, belajar make up sedikit, dan lebih memperhatikan penampilan. Akhirnya orang itu menjadi sedikit cantik berkat usahanya. Kubu B pun berhenti melakukan diskriminasi dan baik padanya. Tetapi kubu A malah jadi tidak suka dan merasa orang itu hanya mencari perhatian dari kubu B. Kubu A menganggap orang itu tidak bersyukur atas wajahnya sendiri sehingga perlu melakukan perawatan dan menutupinya dengan make up. Kubu A tidak akan pernah mengerti bagaimana perasaan orang itu sebenarnya, karena selama ini kubu A hanya mengenal orang-orang yang dari lahir sudah cantik dan sampai tuanya cantik alami. Tidak semua orang terlahir dengan berkat seperti itu, dan orang yang terlahir dengan berkat itu tidak semuanya dapat menjaganya. 

Mungkin bagi kalian ini terkesan alay, lebay, dan baper. Tapi ini lah yang terjadi di sekitar kita tanpa kita sadari. Kita sering mendengar atau melihat, orang-orang berusaha menyenangkan hati orang lain dengan berkata "Cowok gak lihat dari fisik kok, kan cantik itu dari hati". Kemudian kita lihat orang yang mengatakan itu punya pacar cantik dan semua mantannya cantik-cantik. Kita juga sering mendengar atau melihat, orang-orang menyenangkan orang lain(atau dirinya sendiri) dengan berkata "gapapa gak bisa make up, gak perawatan, kan orang lebih suka yang natural". Kemudian kita lihat orang yang mengatakan itu memang sudah cantik dari lahir dan wajahnya bukan tipe yang mudah jerawatan, jadi tidak butuh perawatan.

Jadi di mana yang orang bilang "cantik hatinya"? Iya, maksud kalimat itu baik. Biar orang lebih mementingkan kecantikan hati dari pada wajah. Tapi cara kebanyakan orang mencernanya itu salah. Ada orang yang salah mencernanya dengan tidak mempedulikan penampilannya karena menganggap hati lebih penting, sehingga ia tidak merawat dirinya dan penampilannya tidak rapi. Padahal secantik-cantiknya hati adalah kesan pertama yang kita berikan pada orang lain. Yang menilai cantik tidaknya hati kita itu orang lain kan? Menurutku kita berpenampilan rapi itu juga sebagai bentuk bahwa kita menghargai orang yang akan kita temui, bukan berarti sebagai bentuk kita yang ingin dihargai. Paham gak? Jangan dibalik lho ya, hehe :)


Aku nulis ini random banget, cuma karena lagi bosen di rumah. Terus mau upload foto di instagram, eh tiba-tiba gak pede. Gak pede sama fotonya, gak pede sama diri sendiri, dan terutama gak pede sama pikiran orang yang bakal lihat fotoku mengganggu di timeline nya. Aku sering kayak gitu. Sebenernya pemikiran ini udah lama ada di kepalaku, tapi gak kepikiran menuangkannya dalam tulisan. Kalau boleh jujur, aku pernah mengalaminya. Kurang lebih semua yang kutulis. Aku pernah mengalaminya dan melihat orang lain mengalaminya. Semuanya terlihat begitu alami dan tidak ada yang memperhatikan(atau tidak peduli). Oh ya ada 1/3 orang lagi yang belum disebut. Sebagian lagi itu kubu C, yang dari awal sampai akhir tidak menunjukkan suka atau tidak suka, karena tidak peduli, tetapi tetap memperhatikan agar bisa berbaur jika sewaktu-waktu bertemu kubu A atau B.

***


Pikiran panjang ini bermula dari sebuah pikiran pendek yaitu, "Dandan dibilang sok cantik, gak natural, gak bersyukur. Eh gak dandan dibilang jelek, gak bisa ngerawat wajah". 


***

No offense yaa (tidak bermaksud menyinggung siapa pun). Mungkin ini pendapat randomku aja, kalau ada yg gak setuju boleh banget unggapin pendapatnya sendiri, tapi gausah sampai berantem ya hehe.



Saturday, June 4, 2016

Hai kamu! Angin yang datang dan pergi

Hai, apa kabar?
Masih mencari hal yang sama?
Apa itu namanya, aku lupa. Oh iya, kekasih.
Sudah dapat atau masih mencari?
Susah sih ya, kekasih yang kamu cari sepertinya gak ada di sekitarmu.

Padahal di sekitarmu ada banyak wanita.
Wanita seperti apa yang kamu cari?
Cantik sudah pasti jadi prioritas utama yang kamu cari.
Baik itu relatif, yang kamu anggap baik belum tentu benar baik. Begitu pun sebaliknya.
Pintar? Oh kamu lebih suka yang tidak pintar, agar bisa dibodoh-bodohi, dan lebih gemesin kan.
Seleramu sulit dimengerti ya. 
Kadang kamu bersama yang seperti ini, lalu tak lama dengan yang seperti itu. Beda-beda.
Ya, semua teman. Kamu memperlakukan semua temanmu seperti "bakal kekasih". Ups

Bukan, bukan apa. Aku sudah sering mengingatkan, 
jangan terburu-buru. Apa yang diburu-buru hasilnya tidak baik.
Bukan, bukan apa. Aku tidak minta kamu untuk kembali ke aku,
jangan kembali, karena kamu memang tidak pernah ada niatan untuk menetap.
Bukan, bukan apa. Aku sudah tidak peduli kamu mau apa dan mau bagaimana,
jangan berpikir aku peduli, aku hanya tidak bisa tidak menaruh perhatian padamu.
Bukan, bukan apa. Aku sudah tidak mengharap apa pun padamu,
jangan berpikir aku masih berharap, sehingga kamu memanfaatkan harapanku.
Bukan, bukan apa. Aku tidak benci kamu, aku hanya kecewa,
jangan buat aku kecewa karena kamu tahu aku tidak pernah bisa benci kamu.

Sudahlah, berhenti mencari yang terlalu sempurna.
Tidak ada yang sempurna.
Semakin kamu mencari yang sempurna, semakin pergi yang baik yang ada di sekitarmu.
Oh bukan, bukan aku. Aku tidak usah dihitung.
Aku kan bukan wanita baik katamu.
Tapi kamu pria baik iya.
Begitu baiknya, sampai aku bisa pernah jatuh hati.
Pernah. Iya aku tidak malu untuk mengaku.
Biar orang menilai aku. Biar orang menilai kamu.
Biar mereka mengarang cerita.
Karena yang tahu cerita sebenarnya hanya aku, kamu dan Allah.

Sungguh, kamu seperti angin.
Suka datang dan pergi kapan pun
Aku cuma jendela, yang selalu terbuka
Membiarkanmu lewat mencari tempat tujuan

Tahu kah kamu? Kenapa jendela selalu dibiarkan terbuka? Karena dia tidak tega membiarkan angin sendirian di luar, lebih baik dia masuk rumah walau pada akhirnya tidak menemani jendela.

Tahu kah kamu, jendela selalu mencintai angin diam-diam.

Sampai jumpa kamu, salam dari aku, si Jendela :)


Monday, January 5, 2015

Salah Satu Mimpi Absurbku

Setelah berpikir keras dan bertapa dengan berdiam diri sambil sedikit berkomat-kamit nggak jelas, akhirnya aku ingat tadi pagi mimpi apaaa! Yeaay yuhuuuw~ mimpi absurb yang sebenarnya aib, tapi berhubung menurutku ini lucu dan aku sedang ingin blogging lagi, maka akan kuceritakan di sini.

Ceritanya di mimpi itu aku tinggal di sebuah rumah, mungkin kostan. Pada kenyataannya aku memang sekarang tinggal di kostan, ya kostannya Yangti. Tapi ini bukan kostan Yangti, kost di mimpiku ini besaaar sekali! Entah ada berapa lantai, mungkin tiga atau empat lantai, karena tangganya banyaaak. Belum lagi kamarnya luas-luas dan ada banyak kamar di tiap lantainya.

Nah ceritanya kamarku itu ada di lantai dua atau tiga. Kamarku sendiri lucu, seperti ada ruang tamu kecilnya dulu baru ada pintu lagi untuk ke kamar tidur. Di dekat kamarku ada kamar mandi yang sepertinya di mimpi itu adalah kamar mandi khusus untukku. 

Di lantai itu juga ada kamar yang lebih besar dari kamarku, tapi nggak ada ruang tamunya. Coba tebak penghuni kamar itu siapa? SISI! Ya! Sisi atau Prily yang di Ganteng Ganteng Srigala itu looh! Kenapa di mimpiku ada Sisi sih? Padahal aku gak pernah nonton GGS *eh jarang deh. Di situ ceritanya mungkin kita akrab banget ya, sampai sering tukeran kamar kost(bukannya sleeping over, ini mah beneran tukeran kamar kostnya tapi tidur sendiri-sendiri, aneh ya).

Terus tiba-tiba, nggak ada angin nggak ada hujan, eh si Sisi ini menikah! Ya menikah! Acara nikahannya itu di depan kostan dan mempelai prianya bukan Digo si Aliando itu. Kalau kuceritakan siapa mempelai prianya pasti fans DISI pada marah. Maaf ya sebelumnya, mempelai prianya itu Danang The Comment! Oemji... Ini aku memang seneng sama Mas Danang, eh tapi kok sekalinya dimimpiin, malah mimpi dia udah nikah. Tapi pas nikahannya itu kayak ada orang yang gak seneng gitu sama Mas Danang.

Nah! Setelah itu, gatau gimana ceritanya, aku sama Sisi tukeran kamar kost lagi ih. Bayangkan pemirsaah, tukeran kamar kost sama Sisi yang ceritanya baru menikah! Ohmaygaat, kamarku bakal jadi kamar pengantin dong? Di situ ceritanya aku galau maksimal, dan berpikir mati-matian supaya nggak tukeran kamar sama Sisi. Eh terus dia nangis gitu di kamarku dan tiba-tiba pindah ke kamarnya sendiri. Setelah itu kita ngobrol sebentar terus udah deh nggak jadi tukeran kamar.

Aku udah balik ke kamarku, tiba-tiba ada yang ngetuk pintu. Ternyata itu Mbak Ella(sepupuku) dan temennya, cewek. Mbak Ella ceritanya bawa temennya yang jualan produk kecantikan gituu. Pada kenyataannya aku memang janjian mau dikenalin sama temen Mbak Ella yang jualan, tapi jualan sepatu bukan produk kecantikan. Yaudah deh kita duduk di ruang tamu kamarku itu, terus temennya itu mulai tanya-tanya, tapi jutek, bukan sikap sales banget ih. Bete lah aku, aku juga nggak tertarik sama produk dia, terus aku cari alibi dengan sok mampir ke kamar Sisi. Eh tapi pas ke kamar Sisi, kosong, nggak ada Sisi ataupun Danang. Terpaksa aku balik lagi ke kamar.

Begitu masuk kamar lagi, Mbak Ella dan temennya masih ada. Temennya bilang tadi habis numpang sholat, terus Mbak Ella nyuruh aku sholat. Lagi-lagi aku mencari alibi untuk lari dari mereka. Aku bilang ini memang mau sholat, tapi mandi dulu. Aku ambil handuk dsb, terus pamit ke kamar mandi.

Nah! Anehnya aku bukan ke kamar mandi yang di deket kamarku itu, tapi malah turun ke lantai bawah, yang mana cuma ada satu kamar mandi di lantai itu. Kamar mandinya besaaar, masuk ke pintu pertama itu ada tempat cuci-cuci gitu, masuk lagi ke pintu kedua baru kamar mandi. Bak mandinya juga besar banget, dan di situ lumayan gelap walau ada lampunya. Eh tiba-tiba aku sadar kalau ini bukan kamar mandiku. Aku mau keluar tapi udah terlanjur lepas baju. 

Lalu tiba-tiba mati lampu. Aku takut, langsung pakai handuk dan keluar. Dan kalian tahu apa yang terjadiiii? Ada cowok yang mau masuk kamar mandi itu! "Saya mau ke kamar mandi Mbak" kata cowok itu sambil ketawa. Idih ini orang sinting kali ya, mau ke kamar mandi kok ketawa-ketawa, begitu pikirku. Eh tapi aku mikir lagi, mungkin aku yang sinting kali ya, karena keluar masih pakai handuk daaaaaan, di luar tiba-tiba banyak cowok-cowok berlalu lalang. Aku langsung sadar kalau lantai bawah ini tempat kost khusus cowok! Pantes aja cowok tadi ketawa, dia ngetawain kebodohanku.

Aku bingung maksimal, tapi harus tetep stay cool, gak boleh mati gaya. Mau gimana lagi, udah terlanjur keluar cuma pakai handuk, kamar mandinya tadi ada orangnya, yaudah mau nggak mau harus balik ke kamar sendiri dengan naik tangga. Bayangkan! Naik tangga hanya dengan selembar handuk dan di sekitar banyak cowok berlalu lalang. Di mimpi itu aku inget bapakku, pasti aku bakal dimarahin Bapak nih, keluar cuma pakai handuk dan di luar banyak anak kost cowok. 

Begitu inget Bapak, aku langsung buru-buru naik tangga, yang mana susah banget, karena selain banyak cowok berlalu lalang, aku cuma pakai selembar handuk, you know lah maksudku apa. Baru naik beberapa anak tangga aja udah banyak papasan sama anak kost cowok. Begitu hampir berhasil naik satu lantai, eh di persimpangan tangga ada cowok yang halangin jalanku. Duh Mas ini nggak mikir apa ya, aku cuma pakai handuk eh dia malah bikin jalanku menuju ke kamar makin lama. Aku udah bilang "Permisi" tapi cowok itu gak kasih jalan sama sekali. Aku baru sadar kalau dia memang sengaja halangin jalanku! Matilah! aku langsung bersikap was-was, eh tapi cowok itu malah sok nyanyi-nyanyi sambil malingin wajahnya dari aku gitu, pura-pura gak lihat ada aku tapi jelas betul dia sengaja menghalangi jalanku. 

Tiba-tiba ada cowok yang datang dari seberang, dia kenalannya cowok yang lagi halangin aku ini. Terus dia bilang, "Eh Jok, ada cewek mau lewat tuh. Jangan lo godain sendirian dong". Denger itu aku langsung semakin was-was, satu udah ngehalangin jalan, sekarang malah ditambah satu lagi, matilah akuu. Eh tapi tunggu! Tadi dia bilang Jok? Joko? Aku langsung memberanikan diri untuk melihat wajah cowok yang lagi menghalangi jalanku. Ternyata dia temenku! Sebut saja dia Joko.

Setelah tahu itu Joko, dan dia malah ketawa, aku langsung jewer telinganya(ceritanya aku naik satu anak tangga dulu untuk ngejewer dia). "JOKO! Kamu tahu aku cuma pakai handuk tapi malah ngalangin jalan!". Dia malah tetep ketawa aja. Ketawanya persis kayak ketawanya Joko di kenyataan. Terus temennya bilang "Lho kamu kenal? Jangan-jangan kamu Rima yang diceritain Joko itu? ...(sebagian kata-katanya aku lupa)". 

"Hah?! APA? Kamu bilang aku apa ke dia?"
"(lupaaa kata-kata temennya Joko itu apa ya)"
"Enak aja kamu bilang kalau aku pembantumu?" *aku mukul-mukulin Joko
Joko tetep cuma ketawa aja. Mungkin di mimpiku ini dia bisu.

Setelah puas memukuli dan mengomeli Joko, aku buru-buru naik ke atas lagi karena baru ingat kalau masih pakai handuk. Begitu udah naik, eh ternyata pintu ke lantai atas itu dikunci! Aku berjuang buka kunci pintu itu dari jendela, dengan berusaha tetap menjaga handukku, ya you know lah maksudku apa. Terus tiba-tiba si Joko nongol, aku minta bantuanlah ke dia. 

Akhirnya pintunya terbuka setelah Joko yang coba buka. Aku langsung masuk dan duduk di lantai di depan pintu itu. "Duuh akhirnya bisa naik ke lantai ini, aku bisa dibunuh sama bapakku kalau ketahuan cuma pakai handuk keluar kamar mandi". Si Joko jawab apa gituu intinya mengulang istilah kata "dibunuh" dengan yang kata yang lebih halus. Sambil ngomong itu, dia duduk dengan tumpuan lutut gitu. Takutlah aku! Aku berpikir bener-bener matilah aku. Eh tapi tiba-tiba si Joko berubah jadi bapakku, dan bapak mulai ceramah panjang lebar karena aku ketahuan keluar kamar mandi cuma pakai handuk.

Lalu aku bangun. Sekian.

Ha ha hahahaha, gak lucu ya? Yaudah sih maap... ini mungkin karena aku kelamaan liburan, kekurangan hiburan, dan kebanyakan pikiran. Tapi menurutku mimpi ini lucu, karena hampir mirip-mirip kenyataan. Ya, walaupun lebih banyak absurbnya. Oh iya, setelah bangun itu nggak lama dia apdet pm bbmnya, ya ampun kebetulan ahahah.

*nb: Joko di mimpiku ini memang temenku beneran di kenyataan, tapi aku gak mau sebut namanya, pencemaran nama baik nanti, lagian aib juga. Dia temen kuliah lah pokoknya. Aku punya alasan kuat kenapa di sini kusebut dia Joko, kalau dia peka mungkin dia langsung ngeh. Muahaha maaf, Jok :p

LUPA MIMPI APA

Haaaaaaay! Duh lama nggak blogging sejak masuk kuliah, padahal banyak yang mau kuceritakan eh tapi nggak pernah ada waktu*bohong banget, sebenernya mah lupa :(

Aku sering lupaan, maklum banyak yang dipikir. Eh tapi sekarang tiba-tiba mau ngeblog lagi, mau cerita mimpiku tadi pagi, atau malam. Ya intinya aku tidur dari malam sampai pagi, entah mimpinya pas malam atau sudah pagi. Mimpinya seru ih, lucuuu, begitu bangun aku senyam-senyum sendiri. Biasanya aku langsung cerita mimpiku itu ke satu orang, tidak tentu siapanya, biasanya sih orang kurang beruntung yang pertama bm aku pagi itu. Tapi, tapi, tapi... Hari ini aku nggak cerita ke siapa-siapa karena niatnya mau langsung kumuat di blog. Tapiiiiiii malah lupa gini, padahal baru tadi pagi loh! Sediiiiiiiiiiih :"(
Sekian.

*nb: kalau ada yang tahu gimana caranya inget lagi sama mimpi atau doa biar inget mimpi, tolong kasih tahu akuuuuu

Thursday, May 9, 2013

Mungkin aku berubah

Banyak hal terjadi, banyak hari terlewati, banyak orang yang keluar masuk dalam hidup ini. Semua pasti akan berubah kan. Jadi postingan ini bukan hanya sekedar curahan hati perempuan cengeng yang sok kuat. Tapi ini sedikit menjelaskan 'perubahan' menurutku mungkin. Kalimat di bawah mungkin sulit dimengerti, kalau tidak mengerti wajar, tapi kalau mengerti, sepertinya kita jodoh dalam paham-memahami ahaha :D

"Segala sesuatu terjadi karena ada alasannya"
Jadi perubahan pasti terjadi karena ada alasannya kan? Bumi berputar, seluruh isinya bisa berubah menjadi apa saja dan kapan saja, serta dengan cara yang bagaimana saja. Manusia juga, termasuk orang yang pernah dekat denganku. Ah bukan, mungkin aku yang pernah dekat dengannya. Pernah?

Aku berubah. Mungkin itulah alasannya. Alasan kenapa harus ada kata 'pernah'. Uum atau sebenarnya tidak ada yang berubah dariku, hanya ada kekuranganku yang tidak kauinginkan ada pada diriku. Tidak, memang aku berubah. Selama ini memang aku begitu dan begitu, lalu tiba-tiba aku menjadi begini dan begini. Akhirnya perubahanku itulah yang disebut 'perubahan'. Padahal 'perubahan' pasti ada alasannya kan? Mungkin 'perubahan' itu terjadi karena 'perubahan-org-lain' lah alasannya. Tapi 'perubahan-org-lain' itu bilang sebaliknya, 'perubahan-org-lain' itu beralasan karena 'perubahan'. Padahal 'perubahan' itu berpikir bahwa 'perubahan-org-lain' itu dikarenakan oleh 'org-lain-pengubah' sehingga 'perubahan' itu menjadikannya alasan.

Jadi intinya, setiap perubahan itu ada alasannya. Tolong jangan saling menyalahkan. Tolong jangan saling mengubah. Tolong jangan mudah berubah. Tapi kalau memang itu baik, maka berubahlah. Karena aku juga sudah berubah, hanya saja bukan ke arah yang baik. Mungkin butuh waktu untuk menjadi baik kembali. Kembali? Wah apa aku pernah baik? Menurutmu? Ah tidak, itu hanya pandangan semu dirimu terhadap aku. Aku tidak pernah menyesal pernah dipandang semu seperti itu. Aku senang, karena sekarang aku sudah berubah. Tidak akan ada lagi pandangan semu itu. Karena yang memandang juga sudah berubah. Aku sedih? Tidak. Aku hanya menyayangkan, kenapa 'perubahan' seringkali didasari oleh alasan yang tidak masuk akal dan tidak jelas. Padahal sesuatu yang jelas itu menyenangkan pasti.